Betapa Engkau Mencintaiku

Leave a Comment
Membaca tafsir surat Adh-Dhuha, merenungi makna di setiap barisan ayat-ayatnya. Ada keharuan, ada kesyahduan. Dan benar, batapa Allah swt sangat menyayagiku dan tiada pernah meninggalkan aku. Aku yang dulu bukanlah siapa2. Aku yang dulu hanya anak seorang janda miskin. Aku yang dulu hanya seorang anak yang sejak usia 8 tahun telah menjadi seorang yatim. Dengan berbagai cobaan hidup, dengan berbagai kesulitan yang ku hadapi, ternyata Allah swt masih selalu menjagaku, masih terus melindungi aku, masih tetap memudahkan setiap urusanku. Hingga saat ini, dengan Allah swt yang selalu memberiku nikmat dan karunia yang tiada terhingga.

Teguh... renungilah...
"Demi waktu dhuha. Dan demi malam apabila telah sampai kepada kesunyiannya."

Betapa..
"(Sungguh) Tuhanmu tiada pernah meninggalkanmu dan (pula) tiada pernah membencimu."
Karena..
"Dan sesungguhnya di kemudian hari itu lebih baik bagimu dari pada permulaanmu (yang sekarang ini). Dan kelak Tuhanmu akan memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu akan menjadi puas."
Ingatlah..
"Bukankah (dulu) Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan (bukankah) Dia (dulu) mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikanmu petunjuk? Dan (bukankah) Dia (dulu) mendapatimu sebagai seorang yang berkekurangan, lalu Dia memberikanmu kecukupan?"

Maka..
"Karena itulah, terhadap anak yatim kamu jangan berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardik-nya. Dan terhadap (semua) nikmat Tuhanmu (yang telah diberikan-Nya untukmu), hendaklah kamu ceritakan." agar menjadi pembelajaran bagi orang2 di sekitarmu.

Ya Robbi, betapa Engkau mencintaiku.

Yogyakarta, Selasa/02 Juli 2013 at 00.15 AM
Read More

Galau? Hmmmm...

2 comments
Sedikit membuka cerita.

Pagi ini sekira pukul 05.12.15 WIB ada sebuah sms masuk di HP-ku. Setelah ku lihat ternyata dari seorang adik kelas saat SMA yang memang cukup akrab denganku. "Assalamu'alaykum.. Mas Teguh nembe sibuk gak?" Yang kemudian saya balas, "Wa'alaykumussalam wr wb. Mboten Dek. Pripun?" Diapun membalas lagi, "Aku mau tanya, boleh?" "Boleh to. Tanya apa? Serius amat katone?" Jawabku kemudian. Lalu apakah jawaban dia kemudian? "Gak begitu serius juga sih.. Emmm, apa sich yang bisa membuat sampeyan selalu semangat menjalani hari-hari?"



Nahh...

Lalu di mana sisi menariknya? Ya, tepat. Tentang motivasi dan semangat hidup. Itu yang dia tanyakan. Dari awal membaca pertanyaan di smsnya otu tadi aku sudah bisa menangkap bahwa dia tengah dalam kondisi futur, yaachh.. kalau bahasa anak sekarang disebut galau. Dia sedang butuh tempat curhat dan butuh motivasi. Dan ternyata benar. Setelah aku telisik lebih jauh ternyata memang benar dia sedah dakam kondisi terpuruk, galau, dan butuh motivasi.

Hmmm.. Ini bukanlah yang pertama kalinya buatku. Seringkali aku menerima sms2, inbox di FB, ditelepon, bahkan didatangi langsung oleh teman2 dan adik2 kelas yang tengah butuh motivasi. Entahlah aku juga tidak tahu, ada apa sebenarnya dengan kondisi generasi muda kita saat ini. Karena seringkali saya lihat di media sosial (FB maupun Twitter) banyak dari mereka yang meng-upload status atau nge-twit tentang kegalauan mereka.

Lalu bagaimana dong???

Hmmm,, Sekedar berbagi tanpa maksud menggurui. Sebenarnya kalau kita pikir2 kenapa sih kita musti galau? Apakah ada alasan yang tepat yang membenarkan kegalauan kita? Karena gak punya duit? Karena dapat nilai jelek? Karena diputus pacar? Atau karena apa?

Sebenarnya tidak ada alasan galau jika kita hanya meng-galau-i urusan-urusan duniawi. Tidak tepat rasanya kita resah, gelisah, gundah-gulana hanya karena memikirkan hal2 yang "tidak" penting. Ingat bro.. Kita hidup ini sudah diatur dengan cantiknya oleh Allah SWT. Semua yang kita alami kemaren, hari ini, dan bahkan esok hari itu sudah disetting secara sempurna olehNYA. Tak perlu galau. Toh kita tinggal manut saja dengan apa yang Allah SWT kehendaki. Allah Swt ingin A, kita manut A. Dia ingin B, kita manut B. Dengan ini kita akan merasakan hidup yang tenang dan damai, karena setiap hela nafas kita didasari dengan kepasrahan kepada Allah SWT. Innallaha ya'lamu wa antum la ta'lamuun. Allah SWT lebih tahu apa2 yang kita butuhkan. Dia lebih tahu apa2 yang tarbaik untuk hambaNYA. Jadi tak perlu galau lagi dengan angan2 dan pikiran2 yang tak jelas.

Dan juga seringkali ke-galau-an ini diakibatkan dari pola hidup kita yang kemrungsung, tidak qona'ah dan terlalu ambisius. Tingginya angan2 yang tidak dibarengi dengan penguatan ruhiyah (penguatan spiritual) akan pula mengakibatkan ke-galau-an ini. Semakin tinggi angan2, semakin besar ambisi kita untuk meraihnya. Dalam proses pencapaiannya pun akan membuat hidup kita kemrungsung dan tidak tenang. Apalagi jika kita gagal dalam mewujudkan apa yang kita angankan tersebut..

Untuk itu, perlu kiranya kita perbaiki pola hidup kita, jangan terlalu banyak target yang belum tentu sesuai dengan kemmpuan kita dalam meraihnya. Jalin silaturrahmi dengan sahabat, dengan kerabat, dengan teman.. Jangan sampai kita memutus tali silaturrahim. Sempatkan waktu kita untuk berkunjung ke rumah/tempat tinggal mereka. Kalaupun tidak bisa, sempatkan diri untuk sms, telpon. chatting dengan mereka. Tanyakan kabar mereka, minta mereka bercerita tentang pengalaman2 mereka, tentang aktivitas mereka, tentang impian2 mereka. Dari itu semua kita akan mendapatkan pengaruh2 positif, kita akan mendapatkan wawasan2 baru, semangat baru, ide2 baru, inspirasi2 baru dari setiap apa yang mereka ceritakan. Dan juga yang paling penting jalinan silaturrahim akan tetap terjaga dan kita tidak pernah merasa sendiri.

Memandang permasalahan yang datang kepada kita dari sisi yang positif juga sangat penting untuk kita lakukan. Jangan sampai kita terbelenggu oleh pikiran2 kita sendiri, oleh praduga2 yang tidak jelas. Suatu permasalahan bisa berbeda hasilnya jika kita pun memiliki sudut pandang yang berbeda dalam penyelesaiannya. Misal saja permasalahan A yang datang kepada kita, jika belum2 kita sudah phobia dan langsung memfonis dengan persepsi2 negatif maka sudah pasti masalah itu akan semakin rumit untuk kita uraikan. Tapi jika kita sudah memiliki persepsi awal yang positif, seberat dan sebesar apapun masalah itu pasti akan mudah untuk kita bisa menyelesaikannya.



Dan ahirnya...

HARAPAN, itulah kata kunci yang selama ini menjadi penyemangat dalam hidupku. Dengan harapan itu pula aku mencoba meraih mimpi2ku. Dengan harapan yang berkandaskan keimanan yang menancapkuat, aku menjalani hari2ku dengan keceriaan dan kebahagiaan. Dan yang pasti hanya kepada Allah SWT-lah aku menggantungkan harapanku, menggantungkan asaku, memasrahkan segala kehidupan dan kematianku (kelak). Jadi, kalau semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT, apa lagi yang harus kita galau-kan? So,, say no to galau? Oke bro??? ^_^

Yogyakarta, Rabu/26 Juni 2013 at 03.36 PM
Read More

Keutamaan Bulan Sya'ban

1 comment

Sebuah pembukaan..

Sahabat, tahukah kita bahwa ada satu bulan yang begitu istimewa namun sering kali kita lupakan? Ya, itulah bulan Sya'ban yang dalam masyarakat Jawa disebut bulan "Ruwah". Bulan Sya'ban ini bulan yang terletak di antara 2 bulan yang juga penuh dengan kemuliaan, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Sya'ban seringkali dilupakan manusia karena terletak di antara dua bulan yang mulia yaitu bulan Rajab yang merupakan salah satu dari bulan Haram, dan juga Ramadhan yang merupakan bulan yang tidak perlu kita pertanyakan lagi kemuliaannya.

Sya'ban secara bahasa berasal dari kata Tasya’aba (bahasa Arab) yang berarti berpencar. Pada masa itu, kaum arab biasa pergi memencar, keluar mencari air. Bulan Sya’ban juga berasal dari kata Sya’aba yang berarti merekah atau muncul dari kedalaman karena ia berada di antara dua bulan yang mulia juga. Kalau di dalam masyarakat Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta) bulan Sya'ban disebut juga bulan Ruwah yang berasal dari kata Arwah atau Ruh. Demikian ini dikarenakan masyarakat Jawa mempercayai bahwa pada bulan ini ruh atau arwah manusia yang telah meninggal akan "turun" ke dunia untuk menengok anak cucunya dan setelah selesai akan "naik" lagi ke alam akhirat. Proses "turun" dan "naik"nya arwah atau ruh ini terjadi di awal bulan Sya'ban dan di ahir bulan Sya'ban. Untuk itu di masyarakat jawa dikenal dengan adanya tradisi "Pudunan" (dari kata "mudun" yang artinya turun) di awal bulan Sya'ban dan juga tradisi "Punggahan" (dari kata "munggah" yang artinya naik) di akhir bulan Sya'ban.

Terlepas dari itu semua, akan tetapi ada hal yang lebih penting ntuk kita cermati dan kita perhatikan demi meraih kemanfaatan dari kemuliaan-kemuliaan yang dijanjikan Allah Swt kepada kita di bulan ini.

Apa saja kemuliaan-kemuliaan itu?

Puasa Sunnah di Bulan Sya'ban

Sahabat, Rasulullah Saw biasa memperbanyak puasa sunnah di bulan ini. Beliau hampir penuh puasa di bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja.

Dari Aisyah r.a beliau mengatakan, "Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, 'Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya'ban." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Aisyah mengatakan,

"Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh." (H.R. Al Bukhari dan Msulim)

Aisyah mengatakan,

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya'ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari." (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syaikh Syu'aib Al Arnauth).

Ummu Salamah radhiallahu 'anha mengatakan,

"Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan." (HR. An Nasa'i dan disahihkan Al Albani)

Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, melebihi puasa di bulan lainnya.

Keistimewaan Sya’ban

Ternyata, puasa beliau ini mengandung hikmah yang luar biasa. Dari sisi fisik, ia merupakan persiapan bagi kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan yang sebulan penuh. Dari sisi spiritual, hadits berikut ini menyatakan rahasia hikmah di balik memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, saya bertanya: "Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau (sering) berpuasa dalam satu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?" Beliau bersabda:
"Itu adalah bulan yang kebanyakan orang melalaikannya yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Maka aku ingin [ketika] amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa."
(Dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahih An Nasa’i, No. 2221; dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah).

Betapa tergambar kedekatan Rasulullah akan pengawasan Allah dan keinginan beliau untuk selalu memberikan yang terbaik sebagai seorang hamba kepada Rajanya. Beliau ingin mengantarkan amal-amal kebaikan yang sedang menuju keharibaan Allah dalam kondisi terbaik, terhindar dari maksiat dan dosa. Dan hal ini dapat dicapai dengan puasa.

Hikmah Puasa di Bulan Sya’ban

Ustadz Ammi Nur Baits dalam konsultasi syariahnya menyatakan bahwa ulama berselisih pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, mengingat adanya banyak riwayat tentang puasa ini.

Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadis dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya: "Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya'ban. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa." (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)

Memperbanyak Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban

Kemudian beliau menjelaskan tentang para ulama yang berselisih pendapat tentang status keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut keterangannya:

Pendapat pertama, tidak ada keuatamaan khusus untuk malam Nisfu Sya'ban. Statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya'ban adalah hadis lemah. Al Hafidz Abu Syamah mengatakan: Al Hafidz Abul Khithab bin Dihyah (dalam kitabnya tentang bulan Sya’ban) mengatakan, "Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan, 'Tidak terdapat satupun hadis shahih yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban'." (Al Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, Hal. 33).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya'ban dan Nisfu Sya'ban. Beliau mengatakan, "Terdapat beberapa hadis dhaif tentang keutamaan malam nisfu Sya'ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat di malam Nisfu Sya'ban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadis)." (At Tahdzir min Al Bida’, Hal. 11)

Pendapat kedua, terdapat keutamaan khusus untuk malam Nisfu Sya'ban. Pendapat ini berdasarkan hadis shahih dari Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu 'anhu, dimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani).

Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syaikhul Islam mengatakan, "…pendapat yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Madzhab Hambali adalah meyakini adanya keutamaan malam Nisfu Sya'ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi'in…" (Majmu’ Fatawa, 23:123)

Ibn Rajab mengatakan, "Terkait malam Nisfu Sya'ban, dulu para tabi'in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma'dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi'in lainnya, mereka memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu…" (Lathaiful Ma’arif, Hal. 247).

Ahirnya...

Sahabat, demikian itulah sedikit dari pembahasan yang bisa saya sampaikan, apapun itu - terlepas dari berbagai perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para ulama' kita - kita tetap harus saling menghargai tanpa harus saling menyalahkan dan mengkafirkan. Harapannya dengan demikian kita akan semakin memahami arti kemuliaan bulan Sya'ban ini yang salah satunya adalah sebagai "jembatan" bagi kita untuk menuju ke bulan Ramadhan. Atau juga bisa dimaknai sebagai bulan "pamanasan" untuk kita sebelum kita menjalani serangkaian kewajiban dan ritual ibadah kita di bulan Ramadhan.

Untuk itu tepatlah kiranya jika di bulan Sya'ban ini kita perbanyak ibadah kita serta kita intensifkan muhasabbah (instropeksi) diri kita. Menghitung dan mereview kembali apa-apa saja yang telah kita kerjakan di waktu-waktu sebelumnya. Sehingga dengan demikian kita akan mengetahui telah sampai di mana sebenarnya "posisi" kita saat ini ketika kita berniat berjalan menuju kepada-Nya. Dan harapan yang lain lagi, dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya di bulan Sya'ban ini, kita akan bisa menjalankan ibadah-ibadah kita di bulan Ramadhan nanti dengan lebih ikhlas dan khusyuk, sehingga tujuan Allah swt menjadikan bulan Ramadhan untuk kita agar bisa menjadi hamba yang bertakwa (la'allakum tattaquun) bisa terlaksana.

Aamiin Ya Robbal'alamiin.
Allahu'alam bisshowab...
Barokallahufikum.
Read More

Sekedar bersyukur, mudah kok ^_^

Leave a Comment


Hmmmm... apa kabar Sahabatku? Bagaimana keadaan kalian hari ini? Dan aku sangat berharap semoga Allah Swt senantiasa memberikan kebaikan yang terbaik untuk dirimu dan untuk diriku. Barangkali saat ini ada di antara kita yang tengah merasakan kebahagiaan karena mendapatkan beberapa keberuntungan, dan mungkin di sisi lain ada di antara kita yang tengah dalam kesedihan dan ke-galau-an karena mendapatkan beberapa ujian.

Sahabat, apapun dan bagaimanapun keadaan kita saat ini, sepatutnya kita tetap bersyukur kepada Allah swt. Mensyukuri setiap yang Dia berikan untuk kita. Apapun itu, entah yang menurut kita sebagai suatu "keburukan" ataupun sebagai suatu "kebaikan" bagi kita. Kita syukuri, apapun itu. Karena bisa jadi ketika kita sedang mendapatkan masalah, sedang mendapatkan ujian, mendapatkan beban hidup... maka setelah itu akan ada kemudahan untuk kita. Dan barangkali dengan ujian, dengan adanya kesulitan, dengan diberikanNya tantangan hidup kepada kita. Kita akan menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih maju. Karena Allah swt telah menjanjikan "Innama'al usri yusro" - Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, dengan adanya ujian, dengan diberikannya cobaan hidup, pasti akan ada kemudahan untuk kita, pasti akan ada solusi untuk kita, pasti akan ada alan keluar untuk masalah-masalah kita. Karena inilah janji Allah Swt kepada kita.

Begitu pula ketika kita mendapatkan kebaikan, kenikmatan, kemuliaan, keberuntungan. Jangan lantas itu semua membuat kita terlena, buta, dan silau akan itu semua. Karena bisa jadi kemulaiaan dan kenikmatan itu adalah ujian dari-Nya untuk kita. Karena kebanyakan manusia akan tahan dengan ujian berupa penderitaan, tapi akan kalah ketika menghadapi ujian berupa kenikmatan hidup dan kemuliaan. Aku jadi teringat dengan pesan Mas Yunus (Yunus Suryawan, S.STP, M.Si - Alumni IPDN - Mantan Ketua Rohis IPDN - Sekretaris Kecamatan Geyer Kab. Grobogan Jateng) kepadaku tentang "SAP PITU" dari Sunan Drajat, yang mana berisi tujuh tangga/tahapan untuk meraih kemuliaan hidup, yang salah satunya adalah "Jroning suko kudu eling lan waspodo". Di dalam keadaan senang, di dalam kebahagiaan, di dalam kenikmatan yang kita dapatkan... kita tetap harus ingat dan waspada, kita tidak boleh terlenakan oleh kenikmatan-kenikmatan dunia yang kita raih, kita tidak boleh terjerumus dan terlalaikan oleh kebahagiaan-kebahagiaan yang kita dapatkan.

Inilah Sahabatku,,, bersyukur, hal yang kecil namun seringkali terlalaikan oleh kita. Ingatlah sahabatku,, "Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" - Maka nikmat Tuhanmu yang manakan yang kamu dustakan?

Yogyakarta, Sabtu/15 Juni 2013 at 11.58 AM
Read More

Inspirasi Dahsyat Dari Seorang Penjahit

1 comment
Sahabat, tempo hari saya bersama seorang teman pergi ke Bantul, lebih tepatnya di daerah Parangtritis. Kami ke sana bertujuan untuk mengambil jahitan seragam guru yang kami dapatkan beberapa minggu yang lalu dari sekolah. Ternyata sesampainya kami di sana, selain mendapatkan hasil jahitan yang kami pesan tersebut, kami juga mendapatkan sebuah hal yang luar biasa. Apa itu? Ya, benar, hikmah, inspirasi yang datang dari seorang bapak penjahit.


 
 
Sahabat, sembari merampungkan beberapa bagian jahitan yang kami pesan, bapak tersebut bercerita banyak kepada kami. "Mas, saya sudah menjadi penjahit sejak tahun 72 (maksud beliau tahun 1972), dan saya ini bisa menjahit bukan karena saya ikut kursus lho.." kata beliau dengan senyum tipis di bibirnya. Lantas saya pun menimpali pernyataan beliau itu dengan sebuah pertanyaan. Ya, benar, pertanyaan tentang bagaimana beliau bisa menjadi seorang penjahit tanpa ikut kursus.

Lantas apa jawaban beliau? "Mas, saya bisa menjahit seperti sekarang ini karena sakit hati. Sakit hati karena pada saat itu saya hendak belajar menjahit dengan seseorang, tapi ketika saya datang kepada dia dengan maksud untuk belajar kepadanya, saya malah dicemooh, dikata-katain, dipermalukan. Dari situlah Mas, saya sakit hati dan kemudian terpacu untuk belajar. Ya, saya belajar menjahit sendiri (maksud beliau otodidak) tanpa ada yang mengajari. Saya belajar dari majalah-majalah mode, bahkan beberapa kali saya mendapati potongan koran atau majalah bergambar desain celana atau baju, saya ambil untuk saya pelajari. Beberapa kali saya mencoba-coba dengan membeli celana, rok, ataupun baju yang sudah jadi untuk kemudian saya bedah dan saya pelajari bagian-bagian potongannya. Dari situlah saya belajar Mas, dan alhamdulillah saya bisa seperti sekarang ini. Bahkan beberapa kali ada penjahit lain yang datang belajar kepada saya tentang bagaimana menjahit yang baik itu. Tidak hanya itu, selain saya bisa menjahit, saya juga bisa memperbaiki mensin jahit yang rusak. Dan ketrampilan inipun saya dapatkan dari belajar sendiri."

Subhanallah...
Sahabat, sungguh sebuah hikmah yang sangat dalam, sebuah inspirasi besar. Dimana di saat ujian, hinaan, cacian, celaan, cemoohan datang kepada kita harusnya tidak lantas membuat kita lemah, tidak lantas membuat kita menyerah kepada keadaan, tidak lantas membuat kita terpuruk dalam kesedihan. Tapi justru itu semua bisa menjadikan kita semakin terpacu untuk terus berbenah dan berkarya. Celaan dan hinaan harusnya bisa menjadi semangat pembuktian kita kepada mereka.

Ibarat obat, pahit yang terasa justru menyembuhkan. Dan Allah Swt pun telah menjanjikan "Fa inna ma'al 'ushri yusro. Inna ma'al 'ushri yusro_Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan" (Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 6-7).

Sahabat, jika Allah Swt sudah menjamin demikan, masihkah kita ragu akan kebenaran janji-Nya?

Yogyakarta, 30 Mei 2013 at 09.50 AM
Read More

Bungong Jeumpa

Leave a Comment


Bungong Jeumpa yang secara bahasa berarti Bunga Cempaka... Ya, lagu inilah yang ahir-ahir ini sering diputar pada saat jam istirahat di sekolahku. Awalnya terasa sangat asing ku dengar. Tapi ternyata semakin sering ku mendengarnya, semakin pula aku bisa menikmati keindahan di setiap nada dan liriknya. Syairnya terasa begitu indah dan sangat bermakna.

Hmmmm...

"Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh …
Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina
Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh …
Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina

Puteh kuneng, meujampu mirah
Bungong si ulah, si ulah indah lagoina
Puteh kuneng, meujampu mirah
Bungong si ulah, si ulah indah lagoina

Lam sinar buleun, lam sinar buleun angen peu ayon ..
Duroh meususon , meususon yang mala mala
Lam sinar buleun, lam sinar buleun angen peu ayon ..
Duroh meususon, meususon yang mala mala

Mangat that mubee, meunyo tatem com
Leumpah that harom si bungong, bungong jeumpa
Mangat that mubee, meunyo tatem com
Leumpah that harom si bungong, bungong jeumpa"


Dan ternyata hati ini semakin tersentuh setelah aku mencari-cari makna bait-bait syair dalam lagu tersebut. Di dalamnya terdapat keindahan, dalamnya makna, serta sebuah sisi halus yang entah terkesan seperti apa yang aku sendiripun tak tahu cara mengungkapkannya. Dan inilah makna dari lagu Bungong Jeumpa yang teramat indah dan "halus" itu..

Bunga Cempaka, Bunga Cempaka terkenal di Aceh
Bunga yang sangat indah rupanya
Bunga Cempaka, Bunga Cempaka terkenal di Aceh
Bunga yang sangat indah rupanya

Putih kuning, bercampur merah
Mekar sekuntum, sekuntum indah rupawan
Putih kuning, bercampur merah
Mekar sekuntum, sekuntum indah rupawan

Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan..
Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu
Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan..
Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu

Harum baunya kalau dicium
Alangkah harum si bunga, bunga cempaka
Harum baunya kalau dicium
Alangkah harum si bunga, bunga cempaka.


Sahabat, begitu indah bukan?

Yogyakarta, Rabu/29 Mei 2013 at 02.38 PM
Read More

Mengatasi Masalah Tanpa Masalah

Leave a Comment

Masalah? Jelas, selama kita hidup di dunia ini tentu tidak akan pernah kita bisa lepaskan diri dari yang namanya masalah. Masalah akan selalu ada selama kita masih berinteraksi dengan dunia dan segala yang berkaitan dengannya. Artinya apa? Ya itu tadi, selama kita masih hidup di dunia ini, masalah akan selalu menghampiri kita. Baik itu kecil, sedang, besar, hingga yang sangat besar.

Suatu ketika kita pasti lelah, terpuruk, futur karena masalah-masalah ini. Wajar, manusiawi. Hanya saja yang harus kita garis bawahi adalah berapa lama kita akan berada dalam kondisi tersebut. Islam mengajarkan bahwa kita tidak seharusnya berlama-lama terpuruk dan terpragkap dalam kesedihan-kesedihan daripada masalah-masalah yang menimpa kita. Islam mengajarkan kita bahwa kita harus kembali bangkit dan mengatasi masalah tersebut dengan sebaik-baiknya.

Lantas bagaimana seharusnya? Bahwasanya Allah swt mengatakan, La yukallifullau nafsan ila wus'aha, Allah swt tidak pernah membebani kita dengan suatu beban yang melebihi kemampuan kita. Artinya apa? Bahwa setiap permasalahan yang datang kepada kita, itu sudah sesuai dengan daya kemampuan kita untuk mengatasinya. Seorang guru kelas 2 SD tidak mungkin akan memberikan soal kelas 2 SMP kepada siswanya. Apalagi Allah swt yang Maha Bijaksana, dan Allah swt tidak sekalipun pernah mendzolimi hamba-Nya.

Lantas bagaimana? Bahwasanya masalah itu bisa jadi adalah ujian bagi kita untuk meningkatnya derajat hidup kita. Tanpa ujian, manusia tiada pernah akan meningkat kualitas kehidupannya. Jadi, hadapi setiap masalah yang datang kepada kita dengan senyuman, selesaikan sebaik-baiknya semaksimal yang kita bisa, sisanya kembalikan kepada Allah swt. dan katakan pada masalah itu, "Hai masalah besar, aku punya Allah yang Maha Besar"
Read More

Inspirasi Itu Ada Di Sekitar Kita

Leave a Comment

Hmmm.. "INSPIRASI". Ya, Inspirasi. Itulah kata yang sering kali kita dengar dan kita ucapkan. Akan tetapi mungkin pula di antara kita tidak semua tahu apa itu inspirasi, seperti apa itu inspirasi, dan bagaimana itu inspirasi.

Menarik memang ketika kita membicarakan tentang inspirasi. Teringat semalam ketika seorang teman meminta saya untuk mengajarinya membuat sebuah blog. Ketika blog tersebut sudah jadi ternyata dia masih bingung dengan apa yang hendak dia tuliskan di blog-nya tersebut. Alasannya klasik, "Bingung mau nulis apa, tak punya inspirasi".

Kenapa harus bingung? Bukankah inspirasi itu begitu banyak di sekitar kita? Bahkan ketika melihat dia yang bingung mencari inspirasi pun bisa menjadi inspirasi buat saya untuk menulis tulisan ini. Inilah yang sebenarnya harus lebih kita pahami. Sebagai seorang muslim, tiada kata "Tiada inspirasi" buat kita. Hilangkan kata tersebut dari kamus kehidupan kita. karena Allah Swt sendirilah yang menjanjikan kepada kita, bahwa setiap apa yang ada di bumi, semua yang terlukis di langit, dan setiap yang ada di jagat raya ini adalah sumber inspirasi buat kita. "Inna fi khalqis samawati wal ardli wakhtilafilayli wannahari laayatalliulil albab_Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi serta di dalam perantian siang dan malam terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt) bagi orang-orang yang berpikir." (Al-Qur'an surat Ali Imron ayat 190).

Inilah fakta nyata yang ada, bahwa semua yang ada di dunia ini, setiap apa yang terjadi di semesta ini adalah sumber inspirasi bagi kita. Tiada lagi kalimat "Tak ada inspirasi" bagi kita. Bahkan dalam sebuah hadistnya, Rosulullah Saw menyebutkan bahwa hikmah adalah kepunyaan kita kaum mukminin. Dan di manapun kita berada jika menemukan hikmah tersebut ambillah. Karena itu adalah milik kita. Inilah yang harus kita kerjakan, HIDUP YANG PENUH AKSI DAN FULL INSPIRASI.

Yogyakarta, Selasa/28 Mei 2013 at 8.30 AM.
Read More

Tidak Semua Tentang Harta

Leave a Comment
Sahabat, menarik sekali membaca status FB temanku siang tadi (yang kemudian saya copas sebagai status juga). Tahukah Sahabat apa yang dia tuliskan dalam statusnya di FB itu? Ya.. tentang sebuah kebahagiaan.

"Kebahagiaan tidak ditemukan dalam berlimpahnya harta dan kekayaan, tetapi ketika kita bisa menerima keadaan dan keberadaan sepahit apapun sebagai rahmat Tuhan, dan kita menikmatinya." Seperti itulah status yang dia tuliskan dalam FBnya. Sungguh, saya menilai status ini sangat inspiratif dan mencerahkan.

Karena seringkali saat ini kita lihat hampir setiap lini kehidupan senantiasa berpusat kepada materi dan kekayaan. Setiap hari kita sibuk bekerja mencari harta dan uang sebanyak-banyaknya. Pembicaraan-pembicaraan sehari-haripun berkisar tentang uang dan harta. Kemuliaan seseorang dilihat dari status sosial dan kekayaan. Inilah yang sebenarnya menjadi keprihatinan kita bersama.

Sejujurnya saya sangat miris setiap kali melihat dan mendengar hal-hal yang demikian. Saya sangat sensitif jika ada orang-orang yang cuma membicarakan soal kekayaan dan meteri, pangkat dan jabatan, gaji dan tabungan. Saya sangat prihatin dan kasihan pada orang-orang yang demikian. Tidakkah kita ingat, hidup kita di dunia ini tidaklah seberapa lama. Allah Swt memanggil Rasululloh Saw di usia beliau yang berkisar 63 tahunan, dan kitapun kurang lebih akan sama.

Inilah Sahabatku, yang seharusnya menjadi perhatian dan pembelajaran untuk kita. Kebahagiaan tidak selalu bisa kita temukan dalam gelimangan harta dan gemerlapnya tahta. Kebahagian ada manakala hati kita menyatu dengan setiap kehendak-Nya. Jiwa kita menerima apa yang Allah Swt takdirkan dan berikan kepada kita. "La insyakartum la azidannakum wa la inkafartum ina azabi lasadid" (Alqur'an Surat Ibrahim ayat 7). Kebahagiaan ada ketika kita mensyukuri setiap apa yang diberikan Allah swt kepada kita. karena dengan kita mensyukuri apa yang Dia berikan kepada kita, menikmati setiap proses kehidupan yang kita jalani, niscaya hidup kita pun akan terasa lebih mudah dan indah, kita akan lebih "ayem-tentrem" dan mampu memaknai setiap langkah kaki yang kita ayunkan dalam hidup kita. Akan tetapi sebaliknya, jika kita terus-menerus "nggrangsang"-merasa kurang dengan setiap apa yang telah kita miliki, walaupun triliyunan uang telah kita punyai, segunung emas telah kita miliki, niscaya yang ada bukanlah kebahagiaan dan kedamaian, tapi sebuah kesengsaraan, kekeringan jiwa, ke-dahaga-an hati kita. Hidup tentram tiada akan pernah kita dapatkan ketika kita terus-menerus meng-orientasi-kan hidup dan kehidupan kita kepada harta dan materi.

Dan ahirnya, ingatlah Sahabatku.. "Wal akhirotu khoiruw wa abqo" Sesungguhnya kehidupan di akhirat kita akan lebih kekal dan abadi. Dan ingatlah pula, "Walal akhirotu khoirullaka minal ulaa". Insyaallah kita akan mendapatkan kemuliaan, kebaikan, dan keindahan di ahir kita nantinya ketika saat ini kita terus menerus meng-orientasi-kan hidup kita kepada-Nya, bukan kepada harta dan tahta.

Sekali lagi, tidak semua tentang harta.

Yogyakarta, Senin/27 Mei 2013 11.39 PM
Read More

Mengapa engkau menyerukan sesuatu yang tidak engkau kerjakan?

Leave a Comment
Ya... itulah kalimat yang seringkali mengganggu dalam benakku. Hanya seuntai saja. Seuntai kalimat yang terasa begitu menusuk, serara menancap dalam tepat di ulu hatiku.

Dan ternyata ketika diri ini banyak berbicara tentang kebaikan, akan tepati kenapa diri ini pula tidak mengerjakannya? Entah apa yang akan diri ini bawa menghadap kepada-Nya. Kebanggaan macam apa yang dapat diri ini banggakan di hadapan-Nya kelak?

Padahal diri ini juga tahu, paham, dan mengerti... Bahwa "Kaburo maktan indallohi antaquluu maalaa taf 'aluun". Sahabat.. Sungguh besar kebencian Allah Swt kepada orang-orang yang menyerukan sesuatu yang tidak ia kerjakan. Na'udzubillah..

Ya, inilah diri yang mengaku mencintai-Nya tapi ternyata "mencederai-Nya". Inilah diri yang mengaku mencintai Rosul-Nya tapi tak bisa menjaga (tu)lisannya. Diri ini malu.. entah malu kepada siapa juga tak tahu. Dan anadaikan Allah Swt membuka aib diri ini, kemana lagi diri ini akan berlari untuk menutupi rasa malu ini dari-Mu Ya Robbi,, sedangkan semesta alam ini adalah kepunyaan-Mu.

Astaghfirullahal'adzim..
Yogyakarta, Senin/27 Mei 2013 01.27 PM
Read More

Menjadi Sebuah Awal

Leave a Comment
Dan inilah yang ingin aku tuliskan, "Menjadi Sebuah Awal". Ya,,, segala sesuatu pasti ada awal-nya. Dan awal itu pula yang sangat besar dalam menentukan "ahir" sesuatu itu nantinya. Jika kita awali setiap apa yang kita kerjakan dengan kebaikan, maka insyaallah hasil akhirnya pun akan berupa kebaikan. Demikian pula ketika kita awali langkah kita dengan sesuatu yang tidak baik maka hampir bisa dipastika hasil akhir yang akan kita dapatkan pun tidak akan baik. " Innamal a'malu binniyat, wa innama likullim ri-in maanawa ". Bahwa (hasil dari ) setiap perbuatan yang kita lakukan adalah ditentukan dari niatan awalnya, dan seseorang akan mendapatkan (hasil) seperti apa yang telah ia niatkan" (HR. Bukhori wa Muslim).

Dan dengan niatan yang baik pula kutuliskan apa yang ada dalam benakku melalui blog kecil nan sederhana ini. Dengan niatan mengajak kita untuk bisa lebih peka, memaknai dan memahami setiap apa yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Read More
Next PostNewer Posts Home

Translate