Edisi Siap Nikah #2 : Tugas Istri

Leave a Comment
Rumah Tangga Islami

Menyambung artikel sebelumnya tentang Tugas Seorang Suami, kali ini kita akan membicarakan sedikit tentang tugas seorang istri. Seperti seorang suami, istripun memiliki tugas-tugas tertentu di dalam rumah tangganya, baik dalam posisinya sebagai seorang istri bagi suaminya,maupun sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya. Berikut ini adala tugas dan kewajiban istri di dalam berumah tangga.


Tugas Istri #1

1. Berhias Untuknya

Istri haruslah mampu berhias untuk suaminya di rumah. Baik dengan pakaian, atau parfum untuk semakin membangkitkan gelora rumah tangga utk suaminya. Menyambut suami dengan wajah ceria juga termasuk dalam hal ini.

Tugas Istri #2

2. Melindungi Harga Dirinya

Seorang istri harus dapat menjaga harga diri suaminya, dengan menjaga aib kekurangan suami dari publik. Ia HARUS menjaga dirinya, dari membicarakan hal pribadi dari suaminya, meskipun kepada sanak keluarga

Tugas Istri #3

3. Sabar Dengannya

Seorang istri harus dapat menerima kekurangan suaminya dengan kesabaran. Berhentilah berkhayal dari sinetron atau film, suami yang sempurna itu TIDAK ADA! Namun, suami yang baik adalah ia yang berusaha mengeluarkan terbaik dari dirinya. Selalu berusaha menjadi lebih baik. Maka, dukunglah ia.

Tugas Istri #4

4. ..dan Sabar Terhadap Keluarga Suami

Seorang istri harus sebisa mungkin sabar pula dengan sanak famili dari suami. Anda harus dapat berinteraksi dengan ibu mertua dengan akhlak yang baik.

Tugas Istri #5

5. Mendidik Anak dengan Baik

Seorang istri (dan Ibu), harus mencontohkan akhlak dan kebiasaan baik kepada anak-anaknya.
Dia juga harus membantu suaminya dengan belajar agama.

Tugas Istri #6

6. Ada untuk Suaminya

Seorang istri harus mampu mendengarkan dengan baik dikala suaminya ingin curhat.
Dan untuk dapat mendengarkan, tentunya anda harus tahu kapan saatnya untuk diam

Tugas Istri #7

7. ...Benar-benar Ada untuk Suaminya
Seorang istri harus bersedia menyambut suami dalam urusan ranjang (tentunya di saat mampu dan tidak ada halangan).

Tugas Istri #8

8. Menjaga Rumahnya

Seorang istri harus dapat menjaga rumahnya dari orang asing atau yang dilarang darinya saat suaminya tidak di rumah. Dia harus menjaga untuk tidak mengajak seseorang ke rumah, yang tidak disukai suaminya.

Tugas Istri #9

9. Belajar

Istri harus menyempatkan waktu untuk belajar agama. Hal ini sangat penting, karena akan menambah keilmuannya untuk dapat melaksanakan tugasnya sbg istri dengan baik, juga mengetahui hak-hak nya sebagai istri.

Tugas Istri #10

10. Bersyukur atas Apa yang Ia Miliki

Seorang istri harus ridha atas apa yang telah diberikan oleh suami.
Jika rasa ridha sudah tertanam di hati seorang muslim niscaya hidupnya akan bahagia, walaupun ia tinggal di rumah biasa dan kendaraannya sederhana.

Namun, apabila rasa ridha itu telah berpaling dari hatinya niscaya kehidupannya akan sengsara, meskipun ia tinggal di istana dan mengendarai kendaraan mewah tak terkira.

"@dr_almuqbil: إذا سكن الرضى قلب امرئ عاش سعيدا ولو سكن بيت طين،وركب أيسر المراكب، وإذا غادر القلب
فسيغشاه الشقاء، ولو عاش في القصور وركب أفخم المراكب."

Demikian, semoga bermanfaat.
Read More

Edisi Siap Nikah #1 : Tugas Suami

Leave a Comment
Rumah Tangga Islami

Alhamdulillah, nambah ilmu lagi. Hari ini buka-buka beranda FB, ada tautan yang cukup menarik dari seorang teman. Tentang kehidupan berumah tangga. Ya, tentang kewajiban sumai dan istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Saya share di sini semoga memberikan manfaat bagi sahabat-sahabat sekalian, baik yang belum; akan; atau yang sudah berumah tangga.

Tugas Suami #1
1. Memenuhi Kebutuhannya.

Suami harus memenuhi kebutuhan istri (sandang, papan, pakaian,dll) sesuai dengan kesanggupannya. Dia harus dapat bertanggung jawab dengan usahanya sendiri.

Tugas Suami #2

2. Melindunginya

Suami haruslah dapat melindungi istri dari bahaya!
Baik dalam bentuk fisik, maupun psikis. Seorang istri harus merasa aman dalam perlindungan suaminya.

Tugas Suami #3
3. Sabar Terhadapnya

Suami harus dapat sabar menghadapi dinamika rumah tangga. Jika ia melihat pada istrinya sesuatu yang tidak disukainya, maka sang suami dapat memberi tahukan kepada istrinya dengan cara bijaksana. Jika ia melihat kekurangan istrinya, ingatlah akan kelebihan-kelebihannya yang engkau lihat pada dirinya. Seorang lelaki beriman, haruslah menyayangi istrinya, apalagi jika sang istri adalah wanita beriman.

Tugas Suami #4
4. Mengajarinya

Suami haruslah mengajari istri dasar-dasar dari agama ini. Jika sang suami tidak mampu melakukannya sendiri, maka setidaknya siapkanlah sarana-sarana yang mendukung istri untuk belajar. Dia tak boleh melihat istrinya sebagai beban, namun jadikanlah partner utk menggapai surga bersama. Hal ini sangat penting, sebab nantinya sang istri lah yang utamanya akan mendidik anak.

Tugas Suami #5
5. Mengajak Pada Kebaikan

Sang suami, harus dapat mengajak istrinya sigap dalam ketaatan. Dia juga harus mengingatkan istrinya agar melakukan yang ma'ruf dan mengajarkan akhlak yang baik.

Tugas Suami #6
6. Berwibawa

Suami harus dapat melindungi istrinya dari perbuatan tercela (gosip, kemalasan, dll). Dia harus tahu bagaimana bersikap tegas ketika menghadapi perilaku yang dapat merusak kehidupan mereka sebagai pasangan.


Tugas Suami #7
7. Tersedia Untuknya

Suami harus siap mengusahakan menemani istrinya dikala sang istri ingin keluar. Contohnya saat sang istri ingin mengunjungi orang tuanya, mengunjungi tetangga, ataupun pergi kajian. Jadilah suami yang perhatian terhadap istri.


Tugas Suami #8
8. Berakhlak Baik Terhadapnya

Suami harus berperilaku lembut dan santun terhadap istrinya. Berkata yang baik, dan berperilaku sopan.
Janganlah menjadi kucing dihadapan teman-teman, sedangkan menjadi singa terhadap keluarga dan istrinya. Baik di luar, kasar di dalam. Juga, suami hendaklah membantu istri dalam pekerjaan rumahnya. Karena hal itu lebih mendekati sunnah.

Tugas Suami #9
9. Menjaga Kehormatannya

Seorang suami HARUS merahasiakan soal hal-hal pribadi dari istrinya kepada teman ataupun kerabat. Jalinlah kepercayaanmu terhadap istri. Seperti layaknya istri ingin menjaga kehormatan suaminya, begitupun suami terhadap istri.

Tugas Suami #10
10. Menanyakan Pendapatnya

Suami juga jangan ragu atau malu menanyakan pendapat kepada istrinya soal hal-hal sehari-hari terutama hal-hal penting.
Mungkin saja ia memiliki saran yang bagus, atau pandagan berbeda terhadap sesuatu yang bisa meluaskan cara berpikir anda. Anda juga dapat menunjukkan, betapa berharganya ia, dan membuatnya dianggap penting dalam kehidupan anda.


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
Read More

Kuliah, kembali kuatkan azam untuk meraih ridho Allah SWT

Leave a Comment

Bismillah.. Bismillah.. Bismillah... La Khaula wala quwwata illa billahil 'aliyyil adziim... Alhamdulillah, setiap kejadian, peristiwa, atau segala apapun yang terjadi pada kita, ketika kita mau dan mampu untuk sedikit saja membuka hati dan kesadaran kita, maka akan kita temukan hikmah dan keindahan di balik itu semua.

Dan Alhamdulillah... Allah SWT (kembali) memberikan diri ini kesempatan untuk tholabul 'ilmi.. Yang mana diri ini yakin bahwa inilah jalan Allah SWT untuk mendekatkan diri yang dhoif ini kepada-Nya yang begitu Agung dan Mulia. Ya, bahkan Allah SWT menjanjikan syurga yang mulia bagi mereka menempuh jalan dalam upaya mencari ilmu.

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3641), Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), Ahmad (V/196), Ad-Darimi (I/98), Ibnu Hibban (88 – Al-Ihsan dan 80 – Al-Mawarid ), Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (I/275-276, no. 129), Ibnu 'Abdil Barr dalam Jami' Bayanil 'Ilmi (I/174 ,no. 173), dan Ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar (I/429), dari Abud Darda' radhiyallahu'anhu ]

Bukan sekedar absensi, tetapi memaknai. Memaknai setiap pertemuan dengan penuh pengharapan akan keridhoan-Nya. Setiap lelah, letih, kantuk, lapar, penat sepulang kerja. Harus belajar sampai malam hari di kampus yang sudah semakin sepi. Menyisihkan uang setiap bulannya untuk membayar biaya kulaih yang tidak sedikit, selain untuk kebutuhan hidup dan keluarga yang ada di kampung halaman. Ya, inilah yang semakin menjadikannya sebagai suatu prosesi yang teramat indah. Sebuah jalan dari tidakan dan perbuatan yang harus dijalani demi meraih keridhoan dan kebarokahan dari Allah swt.

Bismillah.. Bismillah.. Bismillah... La Khaula wala quwwata illa billahil 'aliyyil adziim...
Read More

Senandung Ukhuwah, Persaudaraan Hingga ke Syurga-Nya

Leave a Comment

Di awal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping di hati
terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
kita jalani semua
semata mata harapkan ridhoNYA

Sahabat tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan rhobitoh pengikatnya
jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua di syurga

Read More

Mengasah Kepekaan Hati dan Kepedulian Kita

Leave a Comment

Hari ini saya mendapat sebuah tautan (link) dari seorang teman di akun FB saya. Ya, tautan yang tiba-tiba saja menjadikan air mata saya keluar tanpa saya sadari. Benar, tidak bohong. Jangankan membaca kisah di dalam tautan itu, melihat film Bollywood dengan kisah yang menyentuh saja (seperti misalnya Veer Zaara) sudah cukup mampu menjadikan saya berlinangan air mata. Mungkin terdengar lebay, tapi itulah saya. Saya seorang penyuka film-film India dan seringkali bisa menangis ketika kisah di dalam film tersebut menyentuh hati saya.

Tapi bukan tentang film itu yang akan saya sampaikan di sini. Melainkan sebuah kisa yang sangat menyentuh nurani saya. Ya, kisah yang sangat mengharukan yang di-share oleh salah seorang teman saya di FB. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah ini, hanya Allah yang Maha Tahu kebenarannya. Yang pasti satu hal yang sangat bisa saya ambil adalah, betapa sering kita menganggap remeh hal-hal kecil yang seringkali itu bagi kita tiada nilainya, tapi bagi mereka yang membutuhkan akan sangat besar maknanya.

Semoga kisah ini bisa menyadarkan kita dan menjadikan peka nurani kita.

Hari ini sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko.
“Bu… Beli kue saya… Belum laku satupun… Kalau saya sudah ada yang laku saya enggak berani ketuk kaca toko ibu…”
Saya persilakan beliau masuk dan duduk.
Segelas air dan beberapa butir kurma saya sajikan untuk beliau.
“Ibu bawa kue apa?”
“Gemblong, getuk, bintul, gembleng, Bu.”
Saya tersenyum…
“Saya nanti beli kue ibu… Tapi ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu, muka ibu sudah pucat.”
Dia mengangguk.

“Kepala saya sakit, Bu.. Pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksain jualan,” katanya sambil memegang keningnya.
Air matanya mulai jatuh.
Saya cuma bisa memberinya sehelai tisu…

“Sekarang makan makin susah, Bu…. Kemarin aja beras gak kebeli… Apalagi sekarang… Katanya bensin naik.. Apa-apa serba naik.. Saya udah 3 bulan cuma bisa bikin bubur… Kalau masak nasi gak cukup. Hari ini jualan gak laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa apa pada mahal katanya uang belanjanya pada enggak cukup…”
“Anak ibu sakit apa?” Saya bertanya.
“Gak tau, Bu… Batuknya berdarah…”
Saya terpana.

“Ibu, Ibu harus bawa anak Ibu ke puskesmas. Kan ada BPJS…”
Dia cuma tertunduk.
“Saya bawa anak saya pakai apa, Bu? Gendong gak kuat.. .Jalannya jauh… Naik ojek gak punya uang…”
“Ini Ibu kue bikin sendiri?”
“Enggak, Bu… Ini saya ngambil.” jawabnya.
“Terus ibu penghasilannya dari sini aja?”
Dia mengangguk lemah…

“Berapa Ibu dapet setiap hari?”
“Gak pasti, Bu… Ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet Rp4 ribu -12 ribu paling banyak.”
Kali ini air mata saya yang mulai mengalir.
“Ibu pulang jam berapa jualan?”
“Jam 2.. .Saya gak bisa lama lama, Bu.. Soalnya uangnya buat beli beras… Suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta-minta, saya gak mau nyusahin orang.”
“Ibu, kue-kue ini tolong ibu bagi-bagi di jalan, ini beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak-balik naik ojek bawa anak Ibu berobat, ini buat modal ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja… Bawa kurma ini buat pengganjal lapar…”

Ibu itu menangis…
Dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud tak sepatah katapun keluar lalu dia kembalikan uang saya.
“Kalau ibu mau beli.. Beli lah kue saya. Tapi selebihnya enggak bu… Saya malu….”
Saya pegang erat tangannya…
“Ibu… Ini bukan buat ibu… Tapi buat ibu saya… Saya melakukan bakti ini untuk ibu saya, agar dia merasa tidak sia-sia membesarkan dan mendidik saya… Tolong diterima…”

Saya bawa keranjang jualannya.
Saat itu aku memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi.
“Ibu pulang ya…”
Dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya.
“Bu.. Saya gak mau ke sini lagi… Saya malu…. Ibu gak doyan kue jualan saya… Ibu cuma kasihan sama saya… Saya malu…”

Saya cuma bisa tersenyum.
“Ibu, saya doyan kue jualan Ibu, tapi saya kenyang… Sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. Sekarang Ibu pulang yaa…”
Saya bimbing beliau menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot…
Beliau terus berurai air mata.
Lalu saya masuk lagi ke toko, membuka buka FB saya dan membaca status orang orang berduit yang menjijikan.

Mari kiya budayakan untuk berusaha semaksimal hidup kita, jangan mudah menadahkan tangan... memberi dengan bijak, membuat hidup lebih bermakna. Selama badan sanggup berdiri, kaki sanggup melangkah, pantanglah untuk berkeluh kesah dan mengasihani diri. Dan semoga dari kisah ini akan menjadikan hati dan perasaan kita lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial di sekitar kita. Masih banyak saudara-saudara kita yang kondisinya lebih membutuhkan uluran tangan kita untuk mereka. Dan bisa jadi, rizki mereka sebenarnya dialirkan Allah swt melalui tangan-tangan kita.

Sumber: Ibu Ernydar Irfan dari link INI
Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home

Translate