Menjadi Muslim Sejati (1)

1 comment


Menjadi seorang muslim haruslah dilakukan secara kaffah, yaitu dengan menjadi muslim secara total dengan melaksanakan secara keseluruhan ajaran Islam di dalam berbagai aspek dan sisi kehidupan. Bukan hanya pada tataran ibadah semata, melainkan juga pada tataran kehidupan yang lain seperti pada tataran kehidupan sosial, bermasyarakat, dunia kerja, pendidikan, kenegaraan, dan seluruh kehidupan seorang muslim dari A sampai dengan Z. Seorang muslim harus menjalankan dan menerapkan Islam secara menyeluruh, bukan menjadi seorang muslim yang setengah-setengah yang pilih-pilih terhadap penerapan ajaran Islam menurut kepentingannya, atau sekedar muslim-musliman yang mana Islam hanya sebagai simbol dan identitas semata. Na'udzubillah..

Permasalahannya adalah, saat ini banyak kita temui umat Islam luntur (kalau tidak mau dikatakan hilang) jatidiri keislamannya. Banyak di antara umat Islam yang memandang pesimis bahkan cenderung sinis terhadap ajaran Islam, mencibir dan mencemooh orang-orang yang hendak menjalankan islam secara total dalam kehidupan mereka. Misal satu contoh yang sering kita temui salah satunya adalah tentang berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Rasulullah SAW sudah jelas mensabdakan, dari Ma’qil bin Yasar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari hadits tersebut sudah jelas bagaimana kerasnya ancaman perbuatan tersebut (bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahrom tanpa hijab), walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Akan tetapi di sini kita tidak perlu berpolemik tentang hal tersebut. Sebagai seorang muslim, baiknya kita ebih mengambil sikap yang cenderung menyelamatkan kita dari dosa, yaitu dengan sebisa mungkin menghindari bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahrom tanpa hijab itu tadi. Kalaupun di antara kita ada yang belum bisa melaksanakan hal tersebut karena alasan tertentu, baiknya kita tidak mencibir dan mencemooh mereka yang melakukan hal tersebut. Ini salah satu contoh. Maka dari itu, penting kiranya kita sebagai umat muslim memiliki rasa dan semangat untuk selalu meningkatkan kualitas keimanan kita secara tersu menerus, sehingga nantinya bisa menjadi seorang muslim yang sejati.

Karakter seorang muslim harus kita bangun dalam diri kita. Bukan dalam tataran ibadah semata, melainkan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Misalnya saja ketika kita sholat, kita menutup aurat. Maka dalam keseharian pun kita wajib menutup aurat kita. Contoh lagi ketika kita sholat, kita dalam kedaan suci. Maka dalam keseharian pun kita harus selalu menjaga kesucian (dan kehormatan) kita baik lahir maupun batin. Pun demikian dengan hal-hal lainnya. Islam harus kita amalkan di dalam setiap lini kehidupan kita. Karakter ini harus selalu kita bangun, kita jaga dan kita tingkatkan kualitasnya.

Lalu, bagaimana sebetulnya karakter seorang muslim yang sejati itu?
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

1 comment:

Translate