Mukhoyyam

2 comments
Mukhoyyam. yup! Perkemahan kalau dalam istilah umum. Mukhoyyam sendiri bisa dikatakan sebagai suatu kewajiban yang tingkatannya sama dengan kewajiban usar (liqo’), tatsqif, dauroh, tatsqif, mabit dan sarana tarbiyah lainnya. Tidak perduli tua atau muda, senior atau pun pemula. Dan mukhoyyam pun harus ditunaikan baik dalam kondisi lapang maupun sempit, dalam kondisi rizki melimpah ataupun seret. Sebab, mestinya setiap kader dakwah sudah jauh-jauh hari menyiapkan waktu dan amal untuk menyongsong event serius ini.


Bekal Mukhoyyam

Ini merujuk pada suatu ayat, "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Alloh. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. At-Taubah [9] :41)

Inilah yang menjadikanku "nekat" untuk tetap hadir di kegiatan mukhoyyam ini. Nekat, kok? hmmmm... bagaimana bisa dikatakan tidak nekat, sehari sebelum mukhoyyam, seusai pulang kerja sekira jam 3 sore, ke asrama untuk mengkondisikan anak2 asrama, sekaligus menyiapkan barang2 yang akan ku gunakan mukhoyyam, carrierbag seukuran 60 liter penuh dengan pakaian, jas hujan, obat2an, makanan, lampu darurat, matras.. hmmmm....

Setelah itu, langsung cabut... pulang ke Grobogogan, pulang ke rumah... dengan motor plus nggendong carrierbag full. Hujan... dari Jogja jam setengah 5 sore, sampai rumah jam setengah 9 malam. Secara, jarak Jogja - Karangrayung (Grobogan) sekira 140 km via Nogosari, Boyolali. Eh, kenapa kok musti pulang ke rumah? Besok mau mukhoyyam kan? Hmmmm iya Brooo... soalnya, pada hari yang sama, adikku mau piknik ke Bali. Makanya ane pulang dan ngasih uang saku ke adik, ngasih power bank, ngasih tablet, dan juga biar dia bisa pamitan ma ane. Adik satu2nya soalnya.

Naaah ini ni yang kadang bisa dianggap "gila" oleh sebagian orang... setelah tidur sebentar... bangun jam setengah 2, qiyyamullail, kemudian jam setengah 3 pagi cabut ke Jogja lagi, masih dengan naek motor plus ngegendong carrierbag. Sampai di Jogja jam setangah 5 pagi, mampir pom bensin buat sholat shubuh dan mandi. Selesai mandi langsung menuju ke DPC PKS Ngemplak, Sleman.

Naaaah... di sini dimulai petualangan mukhoyyam itu. Walaupun sebenarnya,sejak SMA ane sudah gak asing lagi dengan yang namanya kemah, karena ane memang aktif di kepramukaan (Dewan Ambalan dan juga Saka Bhayangkara). Tapi untuk mukhoyyam ini adalah pengalaman pertama yang ane rasakan. Hmmmmm...


Perkemahan masa SMA
Dan sekarang, perkemahan kader atau mukhoyyam ini lebih seru dan menantang dan pastinya full hikmah dan full ukhuwah. Bagaimana tidak, di sana kita bertemu dengan saudara2 kita yang sebelumnya tidak kita kenal. Karena mukhoyyam ini tidak hanya diikuti oleh kelompok halaqoh kita saja. tapi seluruh kader dari DPD Sleman dan Kulon Progo sejumlah sekitar 300an orang. Sholat 5 waktu wajib jama'ah, target tilawah perhari satu juz, pushup - backup - situp masing2 50 kali perhari. dengan tenda seadanya, masak sendiri, wajib qiyyamullail berjamaah setiap malamnya, dan banyak hal lagi.

Kesabaran dan militansi semakin teruji ketika hujan datang, kegiatan tetap berlanjut. Materi2 yang diajarkan selama mukhoyyam inipun sangat bagus, mulai dari tali-temali, PBB, Outbond, wawasan kebangsaan dan bela negara, materi P3K, dan lain2. Dan yang paling berkesan adalah ketika di ahir sesi, yaitu acara yang paling terahir.. Long March 6 jam menyusuri perbukitan Menoreh. Naik turun bukit, menyebrangi sungai, melintasi desa, memasuki hutan. Long March dengan jarak tempuh yg sedemikian jauh, dengan beban carrierbag 60 liter di punggung, hanya istirahat beberapa kali saat sholat tiba.

Subhanallah...



Sebelum pemberangkatan, di depan kantor DPC PKS Ngemplak

Logo Pandu Keadilan

Inilah indahnya ukhuwah... inilah indahya tarbiyah...
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments:

Translate